HADITS-HADITS TIDAK JELAS, ANDALAN PENGGEMAR MAULID NABI
Bismillah,
Inilah beberapa riwayat yang dianggap para penggemar hadits maulid Nabi untuk mengagungkan atau memuliakan maulid Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Abu Bakar al-Siddiq
Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq berkata, "Siapa pun yang menghabiskan satu dirham untuk mempromosikan pembacaan Maulid Nabi akan menjadi teman saya di surga." (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
Umar bin Khottab al-Furqon
Sayyidina 'Umar berkata: "Barang siapa yang mendirikan (mengagungkan) majlis maulid Nabi, maka dia benar-benar telah menghidupkan kembali Islam." (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
Inilah beberapa riwayat yang dianggap para penggemar hadits maulid Nabi untuk mengagungkan atau memuliakan maulid Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Abu Bakar al-Siddiq
Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq berkata, "Siapa pun yang menghabiskan satu dirham untuk mempromosikan pembacaan Maulid Nabi akan menjadi teman saya di surga." (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
Umar bin Khottab al-Furqon
Sayyidina 'Umar berkata: "Barang siapa yang mendirikan (mengagungkan) majlis maulid Nabi, maka dia benar-benar telah menghidupkan kembali Islam." (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
Utsman bin 'Affan Dzun -Nuraini
Sayyidina Utsman berkata: Siapa yang menghabiskan satu dirham untuk merayakan Maulid Nabi dengan membaca? waladii aadam dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami as-Syafii)
Ali bin Abi Thalib Karomallahu wajhah
Ali berkata: "Barangsiapa mendirikan Majlis pada hari kelahiran Nabi dan karena itu dilakukan upacara untuk membaca hari kelahiran, maka dia akan meninggalkan dunia hanya dengan iman dan masuk Surga tanpa menghitung." * (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
5. Syekh Hasan al-Bashri
Hasan Al-Bashri berkata: “Saya suka memiliki emas setinggi Gunung Uhud, maka saya akan menghabiskannya untuk membaca Maulid Nabi Imam Shihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami as-Shafii)
6. Syekh Junayd al-Baghdady
Dikatakan bahwa Junaid Al-Baghdadi, semoga Allah menyucikan rahasianya: “Barangsiapa menghadiri majlis maulid Nabi dan meninggikan kedudukannya, maka dia memang telah mencapai kekuatan iman.”* (Sumber kitab anni' matul Kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidii waladii aadam van Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
7. Syekh Ma'ruf al-Karkhy
Ma'ruf Al-Karkhi diberitahu, "Siapa yang memberikan makanan kepada Majlis yang membaca maulid Nabi." mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai baju baru, memakai wewangian yang harum dan menggunakan wewangian untuk kelahiran Nabi, Allah pasti akan mengumpulkannya pada hari kiamat dengan kelompok nabi pertama dan dia akan di langit tertinggi (Illiyyin)” (sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
Fakhrudin ar-Rozi
Imam Fakhruddin Al-Razi, seorang pemimpin pada masanya, berkata: “Bukanlah orang yang membaca ulang tahun Nabi di atas garam atau gandum atau makanan lainnya, tetapi akan ada berkah atasnya, dan apa pun yang terjadi dengannya (diperkenalkan) Makanlah, maka makanan itu akan bergetar dan tidak akan tinggal sampai Allah mengampuni orang yang memakannya.
“Jika maulid nabi dibacakan di atas air, maka pada orang yang minum seteguk air, akan masuk seribu cahaya dan rahmat, seribu ciri dengki, akan datang penyakit darinya, dan hati tidak akan mati. .hari yang akan dimusnahkan dengan hati-hati.
“Barangsiapa yang membaca maulid nabi di atas dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan dicampur dengan dirham lainnya, maka dirham tersebut akan dilimpahkan berkah, pemiliknya tidak akan miskin dan tangannya tidak akan lepas dari shalawat Nabi SAW. 'alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam dari Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
9. Imam as-Syafii
Imam Asy-Syafi'i berkata: Barangsiapa mengumpulkan saudara-saudaranya (Muslim) untuk merayakan majlis Maulid Nabi, menyediakan makanan dan tempat dan melakukan perbuatan baik dan dia adalah alasan mengapa Maulid Nabi dirayakan dengan dibacakan. Kemudian Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama orang-orang yang siddiqin (shahih), para syuhada dan para solihin dan dia akan berada di surga para Na'im.” (Sumber kitab anni'matul kubro 'alaa al- ' aalam fii maulid sayyidii waladii aadam dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami as-Syafii)
10. As-Sary as-Saqothy
As-Sariyy As-Saqothi berkata: Siapa yang pergi ke tempat di mana Maulid Nabi dirayakan? Kemudian dia pasti pergi ke taman taman surga, karena dia tidak pergi ke tempat-tempat itu, tetapi karena dia benar-benar mencintai Nabi, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang mencintaiku akan masuk ke dalamku berupa surga” (sumber kitab anni 'matul kubro' alaa al-'aalam fii maulid sayyidi waladii aadam Imam Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-Haitami as-Syafii)
11. Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitami
"Kalau mau nama maulid nabi, sebutkan saja
itu hanya akan menguntungkan Anda. Bagi yang tidak memiliki keinginan untuk merayakan Maulid Nabi. Jika dunia ini penuh dengan pujian baginya, hatinya tetap tidak akan tergerak untuk mencintai nabi. Semoga Allah menghitung kami dan kamu termasuk orang-orang yang memuji dan memuliakan-Nya dan mengetahui derajat kedudukan Yang Mulia. dan menjadi orang yang istimewa di antara orang-orang yang mencintai dan mengikutinya. Amin ya robbal alamin. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. keluarga dan para sahabatnya sampai hari kiamat.
KOMENTAR PADA CERITA SEBELUMNYA:
Perkataan serupa juga dilontarkan para sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhuma seperti dalam kitab Madarij ash-Shu'udh hal. 15 oleh Syekh Nawawi Banten.[1] Bahkan dikaitkan dengan Hasan al-Bashri, Ma'ruf al-Karkhi, al-Junaid dan lain-lain seperti dalam Hasyiyah I'anah Tholibin karya Abu Bakr Syatho: 3 / 571-572
Hadits ini TIDAK MEMILIKI ASAL . Sejak saya pertama kali mendengar apa yang dianggap sebagai hadits, bagaimana mungkin hadits ini shahih? Sedangkan Nabi (sallallahu 'alayhi wasallam) dan para sahabatnya tidak pernah mengilustrasikan maulid.
Jadi hadits-hadits ini tidak memiliki asal-usul, mereka bukan hadits.
Ketika Syekh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman Hafizhahullah ditanya tentang hadis ini [2].
Jawaban Syekh:
"Ini adalah kebohongan bagi utusan Allah yang diciptakan hanya oleh Ahlul Bid'ah."
Kepada saudara-saudara kita yang bergumul dengan hadits ini, kami ucapkan, "Tanpa mengurangi rasa hormat kami, tolong bawakan kami hadits ini agar kami tahu!"
Singkatnya, hadits yang disebutkan di atas adalah bohong, tidak memiliki kepala atau ekor (yaitu tidak ada rantai).
Aneh dan lucu, setelah itu seseorang menerjemahkan hadits tersebut dan berkata: “Walaupun hadits ini lemah, namun dapat digunakan dalam Fadhoilul A’mal”.
Hanya melalui Allah azza wa jalla kita mengadukan kebodohan manusia di akhir zaman! [3].
Adapun syarat hadits, bagaimana shahih hadits ini meskipun perayaan maulid Nabi tidak diketahui pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, para sahabat Tabi'in dan Tabi'ut Tabi' di ? Hal ini pun tidak diketahui oleh para imam mazhab Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Imam Ahmad Rahimahumullah, karena perayaan ini merupakan sesuatu yang baru dalam agama. Orang yang pertama mendudukinya adalah Mu'iz Lidinillah dari Banu Ubaid al-Qoddakh yang disebut "Fathimiyyun". Mereka memasuki kota Mesir pada tahun 362 M. Dari sinilah bentuk perayaan maulid pada umumnya dan maulid nabi pada khususnya mulai tumbuh dan berkembang.
Wallahu a'lam.
__________
Catatan kaki:
[1] Lihat hadis bermasalah, prof. Ali Musthofa Ya'qub hal.102
[2] Beliau adalah salah satu murid Imam ahli hadits agung, al-Albani, yang beberapa kali melakukan perjalanan dakwah ke Indonesia. Pertanyaan ini diajukan menjelang Sholat Dhuhur di Masjid al-Irsyad Surabaya pada Rabu 6 Muharrom 1423 H.
[3] Kasus ini juga ditemukan dalam kitab Tahdzirul Muslimin Minal Ahadith al-Maudhu'ah 'ala Sayyidil Mursalin hal.87 karya Muhammad al-Basjir al-Azhari, beliau mengatakan: adalah cerita – cerita maulid Nabi”.
Menurut tulisan Ust. Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi hafizhahullah
Maroji:
https://abangdani.wordpress.com/2011/02/09/mengkritisi-sejarah-perayaan-maulid-nabi/
http://aslibumiayu.wordpress.com/2011/06/01/kalangan-habaib-serukan-untuk-not-celebrating-maulid-nabi/
http://www.facebook.com/groups/178870065487878/320858161289067/
Comments
Post a Comment