DZIKIR SETELAH SHOLAT MENURUT IMAM SYAFI'I RAHIMAHULLAH




bismillah
Dalam hal ini, sudah umum di Malaysia dan Indonesia jemaah berdzikir setelah shalat fardhu. Mari kita lihat apa pendapat Imam Asy-Syafi'i tentang hal itu.

Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:

اختبار للمم mammmm

“Imam dan ibu dapat memilih (atau tidak) untuk mengingat Allah setelah shalat. Dan mereka harus menunda peringatan itu sampai saya menjadi imam. Imam wajib mengajarkan dzikir kepada masyarakat, kemudian ingatlah dia, dia melihat bahwa dia telah belajar darinya (dzikir), lalu biarkan dia memperlambat lagi.” (Al-Umm, Kitab As-Solah, Al-Maktabah Ash-Syamilah, 1/150)

Dan saya pikir itu hanya sedikit jelas bagi orang untuk belajar darinya, karena narasi umum yang telah kami tulis dengan ini dan yang lain tidak menyebutkan setelah melahirkan, tahlil atau takbir, dan disebutkan bahwa dia menyebutkan setelah kalimat apa yang dia katakan. dijelaskan, dan dia menyebutkan retret tanpa menyebut ibu perdamaian, dan dia tidak menyebutkannya secara terbuka, dan dia pikir dia tidak berhenti kecuali menyebutkan penyebutan lainnya. ️

“Saya percaya bahwa raja (nabi, sallallahu alayhi wasallam) memperkuat suara jika ingatan hanya berlangsung sesaat. Tujuannya agar teman-teman bisa mempelajari ingatan tentang dirinya. Hal ini karena sebagian besar kisah yang telah kami catat dalam buku ini (Al-Umm) atau sebaliknya, tidak disebutkan secara langsung bacaan Tahlil atau Takbir ketika raja memberi salam. Terkadang laporan mengatakan dia melakukan pengingat sholat seperti yang saya katakan (dengan suara keras) dan di lain waktu dia berbalik (keluar dari barisan) tanpa melakukan pengingat. Menurut Ummu Salama, tidak ada peringatan keras setelah shalat. Ini sebabnya. Saya percaya bahwa raja tidak akan duduk, kecuali untuk peringatan, tanpa amplifikasi suara. (Al-Umm, Al-Maqtabah Ash-Syamilah, 1/150-151)

Pendapat Imam Asy-Syafi'i di atas sebenarnya sejalan dengan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyatakan bahwa setelah shalat ia berdzikir sendirian tanpa meninggikan suaranya. Terkadang raja tidak pernah berdzikir bahkan setelah salat. Inilah yang dikatakan Jabir bin Yazid bin Aswad.

Layanan transportasi

“Di tempat ayahnya, dia shalat bersama Nabi di shalat subuh. Setelah selesai shalat, raja segera meninggalkan tempat shalat.” (Hadits riwayat Abu Daud dan An-Nasa'i, shahih Al-Albani dalam Sahih wa Dha'if Sunan Abu Daud, No.: 614 dan dalam Sahih wa Dha'if Sunan An-Nasa'i, No.: 1334)

Namun yang paling utama adalah berdzikir sebelum meninggalkan tempat shalat, karena Nabi sallallahu alayhi wasallam melakukannya berkali-kali, karena banyak cerita tentang tajwid setelah shalat Nabi sallallahu alayhi wasallam.

Mengenai shalat setelah shalat fardhu berjamaah, Imam An-Nawawi Asi-Syafi'i Rahimahullah menjelaskan bahwa tidak ada asalnya karena beliau bersabda:

Itu

“Kami telah menyebut sunat dzikir setelah imam shalat berjamaah, dan bagi mereka yang shalat sendirian, lebih baik melakukannya (sendiri) dalam shalat lima waktu tanpa melakukan kesalahan. Dan apa yang tidak bermanfaat bagi umat atau mayoritas dari mereka, imam yang menetapkan shalat subuh dan shalat Ashar, maka itu tidak ada asalnya. (Al-Majmu 'Syarh Al-Muhazzab, dalam Al-Maktabah Ash-Syamilah, 3/488)

PENUTUPAN
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kebanyakan orang yang mengaku mengikuti mazhab Syafi'i sebenarnya masih jauh dari apa yang dimiliki Imam Syafi'i bagi dirinya sendiri. Jika kita adalah pengikut sejati mazhab Syafi'i, kita pasti akan mengikuti pedoman di atas. Namun pada kenyataannya banyak dari mereka yang tidak menyadari fakta ini, bahkan mereka hanya menuduh orang-orang yang menggunakan pendapat Imam Syafi'i sebagai Wahhabi dll. Semoga Allah membuka pintu hatimu untuk melihat cahaya kebenaran.
Wallah a'lam.



Sumber: http://www.facebook.com/groups/178870065487878/permalink/321270697914480/

Comments

Popular Posts